Senja sore itu

Calljeyy
2 min readFeb 17, 2024

Sepeninggalan Maudy suasana mendadak canggung, Dzana sibuk memgetikkan sesuatu di laptonya dan Sebasta ia sibuk mengetikkan sesuatu di handphonenya. Hingga akhirnya Dzana menutup laptopnya menandakan bahwa pekerjaannya sudah selesai.

“Udah?” tanya Sebasta saat melihat Dzana membereskan barang bawaannya.

Dzana mengganguk, “Udah, lo masih mau disini?”

“Ngga, ini mau balik”

“Bareng aja” tawar Sebasta

Dzana menggeleng, “Makasih, tapi kayaknya gue di jemput mommy”

“Bareng ajalah, kasihan nyokap lo” Sebasta tak berhenti berusaha.

“Emangnya ga ngerepotin?” tanya Dzana.

“Ngga lah, gue seneng malah. Bareng aja ya?”

Kata mamanya tak baik jika menolak tawaran seseorang jadinya mau tak mau Dzana mengiyakan.

“Yaudah ayo”

“Gue beneran ga ngerepotin kan?” pertanyaan yang sudah Zana tanyakan puluhan kali pada Sebasta.

Sebasta yang baru sana masuk kedalam mobilnya langsung memandang gadis itu mencoba meyakinkan dirinya bahwa Sebasta tak keberatan sama sekali.

“Ngga Zan, yuk keburu hujan ntar”

Tak ada alasan lagi untuk menolak, mau tak mau Zana menuruti apa kata Sebasta.

Mobil milik Sebasta membelah jalanan ibu kota, mereka berdua masih diam. Hingga akhirnya mereka melewati beberapa jajanan yang membuat Zana membuka suaranya.

“Ihh enak banget ya Bas kalo tinggal didekat sini” katanya.

“Apa enaknya?” tanya Sebasta, sebab ia pun tak mengerti apa enaknya tinggal disini.

“Liat banyak jajan” Zana menunjuk beberapa gerobak jajanan yang ada di pinggir jalan.

“Kalau mau jajan ga perlu jauh-jauh” katanya lagi.

Sebasta mengerti, “Emangnya di deket rumah lo gada yang jualan jajan gitu?”

“Dulunya ada, tapi sekarang udah gada. Makanya susah banget kalau mau jajan padahal gue hobi makan” Zana tertawa setelah mengatakan itu, mengatakan bahwa dirinya hobi makan. Tak peduli jika ia akan dibilang gendut oleh Sebasta.

Sebasta yang mendengar itupun ikut tertawa, hari itu ia tau satu kesukaan Zana, Makan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, karna kemacetan ibu kota mobil milik Sebasta sampai didepan rumah Zana.

“Makasih” katanya.

“Sama-sama”

--

--

No responses yet